various music style...


Moshing
Musik memang dapat mempengaruhi perilaku dan kehidupan seseorang, baik itu positif atau pun negatif. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya mengubah pola hidup mereka menjadi sangat ekstrim dan tak terkendali. Namun justru inilah yang menjadi keunikan dari musik. Musik yang seperti ini biasanya musik yang memiliki beat-beat yang kencang, musik yang keras, dan lirik-lirik yang tajam.

Musik yang keras ini memang sering dikonotasikan negatif oleh masyarakat awam. Musik dengan genre seperti punk dan metal ialah beberapa genre musik yang sering mendapatkan cap negatif dari masyarakat. Para pencinta dari musik ini sering melampiasakan ekspresi mereka dengan sebuah tarian yang cukup rusuh dan brutal yang dikenal dengan sebutan moshing.

Moshing sendiri adalah salah satu jenis tarian pada musik punk, rock alternative dan heavy metal. Tarian ini biasanya mengandalkan nyali dan kekuatan tubuh untuk mendorong, menjatuhkan dan meniban tubuh orang lain dengan tubuh kita sendiri. Banyak juga yang beranggapan moshing adalah sebuah olah raga yang cukup membakar kalori dan dapat membentuk tubuh kita dengan sendirinya, walaupun memar dan luka-luka yang akan didapatkan. Headbanging, stage diving dan crowd surfing juga merupakan bagian dari moshing.

Moshing yang juga biasa disebut dengan slam dancing yang sempat booming pada tahun 1970-an, dimana musik punk masih memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dan tidak dapat tergeserkan oleh apa pun pada saat tersebut, selain itu hardcore punk menyebut tarian ini dengan sebutan ‘pogo’. Pada saat ini, istilah moshing juga mulai melebar lagi hingga meliputi tarian ‘skanking’ dan ‘trash’.

Selain mengenal moshing, para pencinta jenis tarian ini juga memiliki sebutan untuk tempat mereka melakukan tarian tersebut. Jika di club kita mengenal sebutan dance floor, maka pada moshing kita akan menemukan istilah mosh pit atau circle pit. Tidak ada ukuran tertentu dan tempat seperti apa yang layak untuk dijadikan mosh pit, yang jelas diamana pun ada band yang memainkan musik keras dan ada crowd, maka secara otomatis terciptalah sebuah mosh pit. Free! sempat merasakan bagaimana terjebak di mosh pit sewaktu Korn bermain di Kemayoran. Walaupun memiliki ukuran yang cukup luas namun tetap saja ketika moshing dimulai, tidak ada satu pun yang dapat keluar dari mosh pit. Bahkan untuk menghirup udara saja nampaknya susah. Dua buah water canon juga tidak cukup untuk mendinginkan crowd yang sedang melakukan tarian brutal ini.

Moshcore
Moshcore atau biasa disebut dengan Toughguy Hardcore, Brocore, Old School Metalcore, Beatdown Hardcore dan Heavy Hardcore adalah sebuat tarian yang sangat lazim dilakukan oleh para pencinta musik Hardcore. Moshcore bisa dibilang merupakan tarian yang sangat keras dan cukup membahayakan. Layaknya moshing, full body contact juga biasa dilakukan pada tarian yang satu ini. Bahkan terkadang perkelahian juga sempat terjadi ketika sedang melakukan tarian yang satu ini. Panasnya ajang moshcore yang dapat memancing emosi mengakibatkan siapa pun dapat terjebak pada sebuah ajang perkelahian yang bisa melebar kemana saja. Luka-luka dan cedera ringan atau pun berat sudah pasti akan Anda rasakan jika Anda ikut di dalam ajang yang satu ini. Namun bagi sebagian orang, justru ini menjadi kepuasan mereka.

Moshcore tercipta dari sebuah musik yang bernamakan metalcore yang merupakan sebuah lagu yang hanya memiliki durasi selama satu hingga dua menit lamanya, lagu-lagu ini terinspirasi pada musik hardcore tahun 1980-an yang masih mengandalkan elemen tradisional dari musik yang masih bisa dinyanyikan secara jelas dan keras. Lirik-lirik pada lagu-lagu beraliran metalcore ini juga dapat menjadi sebuah penyemangat bagi mereka yang melakukan moshcore.

Kontroversi Anti Moshing
Ternyata ada juga beberapa masayarkat dan musisi yang sangat haram dan anti dengan tarian yang sangat menjunjung tinggi kekerasan ini. The Smashing Pumpkins merupakan sebuah band yang sangat anti dengan moshing. Awal keantian mereka terhadap moshing bermula pada tahun 1996 ketika The Smashing Pumpkins bermain di Dublin. Pada show ini seorang remaja berumur 17 tahun yang bernama Bernadette O’Brien mendapatkan cedera yang sangat serius ketika sedang melakukan moshing. Bernadette langsung dilarikan kerumah sakit setempat dan akhirnya meninggal di rumah sakit tersebut karena luka yang dideritanya. Begitu mendengar berita tersebut, salah satu personil The Smashing Pumpkins, Billy Corgan benar-benar merasa bersalah atas kematian remaja tersebut. Setelah kejadian tersebut, di setiap penampilannya The Smashing Pumpkins selalu menghimbau kepada penonton untuk tidak melakukan moshing.

Limp Bizkit juga sempat mengalami hal serupa pada waktu penampilannya di Big Day Out pada tahun 2001. Seorang remaja wanita, Jessica Michalik meninggal setelah berjuang menghadapi gencaran moshing dari crowd yang hadir di festival musik terbesar di Australia itu. Pada penampilan berikutnya, Fred Durst juga melakukan apa yang dilakukan oleh Billy Corgan, Fred Durst benar-benar mewanti-wanti crowd ketika keadaan sudah mulai tidak terkendali. Mungkin Anda juga pernah mendengar mengapa Woodstock sudah tidak pernah diadakan lagi. Festival musik terbesar di dunia ini juga menelan korban yang cukup banyak dalam setiap event yang diadakannya.

Maka dari itu untuk saat ini nampaknya pihak keamanan benar-benar mengantisipasi masalah yang satu ini. Baik di dalam maupun luar negeri, pengamanan untuk acara-acara musik keras yang dapat memacu crowd ber-moshing ria harus diperketat. Namun jika musik yang dimainkan benar-benar memanggil jiwa dan adrenalin untuk bergerak, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangi crowd untuk ber-moshing. (ng)


THEY SAY…
Eka (The Brandals)
“Moshing itu sebenarnya merupakan bentuk tarian dari sub culture metal dan punk. Untuk urusan cocok nggak cocok, nyatanya ini memang udah ada sejak dulu. Gue punya pengalaman moshing yang nggak akan gue lupakan ketika gue manggung bareng band lama gue Waiting Room di Pulo Mas, ketka gue sedang mosh pit gigi gue kena kepal orang dan gigi gue patah”.

Rian Pelor (Dagger Stab)
“Menurut gue moshing itu suatu ekspresi fisikal akan luapan emosi yang tercetuskan oleh musik keras seperti metal dan hardcore. Gue pernah moshing terus bibir gue pecah dan gigi gue mundur satu waktu di Palembang.”

Wall Of Death
Sesuai dengan namanya yang sangat menyeramkan, ini memang sebuah bagian dari moshing yang selalu dinanti-nantikan crowd di setiap event musik cadas. Disini kerumunan crowd akan terbagi dua, yaitu bagian kanan dan bagian kiri dengan jarak 10 meter yang memisahkan mereka. Begitu musik dengan beat yang pas terdengar, maka kerumunan crowd yang terpisah ini akan langsung berlari dengan kecepatan yang tinggi ke tengah-tengah pemisah dan saling menyatu dengan crowd yang lainnya, yang tentunya kekerasan sudah tidak dapat terbendung lagi dan siapa pun tidak akan bisa menghentikannya.

Wall Of Death sendiri juga biasa disebut dengan Braveheart, yang tidak lain merupakan nama dari sebuah film perang yang memiliki gaya bertarungan yang sangat seru dan brutal. Nama Braveheart sendiri pertama kali dicetuskan oleh Chaimara sewaktu tampil di Ozzfest 2003 yang merupakan sebuah festival musik keras yang dibuat oleh Ozzy Osborne. Nama Wall Of Death yang lumayan garang dan menyeramkan ternyata malah menjadi sebuah inspirasi sebuah band hardcore dari New York yang bernama Murphy’s Law yang memberi judul lagunya “Wall Of Death”.

 
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses
Leave a Reply